Sumber Pexels.comIndonesia merupakan negara dengan etnis, suku, ras dan agama yang bermacam-macam. Tak heran jika semboyan negara ini adalah Bhinneka Tunggal Ika atau berbeda-beda tapi tetap satu.ADVERTISEMENTJika dilihat dari sisi kepercayaan, ada 6 agama yang diakui oleh negara Indonesia. indahmf83menerbitkan Materi Ajar Kelas 2 Tema 1 Sub Tema 1 pada 2021-08-06. Bacalah versi online Materi Ajar Kelas 2 Tema 1 Sub Tema 1 tersebut. semboyan “Bhineka Tunggal Ika” Alat Lukis Alat yang digunakan untuk melukis, terdiri dari kuas, cat air dan palet. Terima kasih Tema 1 Hidup Rukun Sub Tema 1 Rukun di Rumah BhinnekaTunggal Ika mulai menjadi bahan diskusi terbatas antara Muhammad Yamin, I Gusti Bagus Sugriwa, dan Bung Karno di sela-sela sidang BPUPKI sekitar 2,5 bulan sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia(Kusuma R.M. A.B, 2004). Bahkan Bung Hatta sendiri mengemukakan bahwa Bhinneka Tunggal Ika merupakan ciptaan Bung Karno pasca Indonesia Zulkiflimenangkap pesan tema besar keberagaman dengan lukisan bertema bhineka tunggal Ika yang dimiliki Indonesia. Ia menggambar bendara merah putih dengan berbagai ornamen warna warni sebagai Dịch Vụ Hỗ Trợ Vay Tiền Nhanh 1s. 50 DESENHOS BÍBLICOS PARA COLORIR PINTAR IMPRIMIR .Desenhos bíblicos para colorirVer mais 200 Desenhos Bíblicos Para receber atualizações das matériasDigite seu e-mail FeedBurner-GoogleVocê receberá um e-mail de confirmação, é só seguir o link e confirmar. >>CONTINUA>>>>> *Ver-milhares-de-atividades-todas-as-matérias-para-imprimir Compartilhe este post nas redes sociais Postagem mais recente Postagem mais antiga Página inicial - Bhinneka Tunggal Ika berarti berbeda-beda tetapi satu juga. Semboyan ini diambil dari Kitab Sutasoma karya Mpu Tantular. Awalnya, semboyan tersebut digunakan untuk menunjukkan semangat toleransi beragama. Namun, saat ini, Bhinneka Tunggal Ika telah menjadi semboyan bangsa makna Bhinneka Tunggal Ika dalam konteks NKRI? Dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI, makna Bhinneka Tunggal Ika adalah sebagai pemersatu bangsa. Dilansir dari buku Keragaman dalam Dinamika Sosial Budaya Kompetensi Sosial Kultural Perekat Bangsa 2020 karangan Afnan Fuadi, semboyan Bhinneka Tunggal Ika hendaknya dijadikan landasan kehidupan bermasyarakat. Agar Indonesia menjadi bangsa yang kokoh dan bersatu selamanya. Sebab itu, hendaknya masyarakat Indonesia menjadikan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan dalam kehidupannya. Dikutip dari buku Pendidikan Multikultural Strategi Mengelola Keberagaman di Sekolah 2019 oleh Admila Rosada, dkk, semboyan Bhinneka Tunggal Ika merupakan kekuatan bangsa menjaga keutuhan NKRI, masyarakat Indonesia hendaknya memahami makna kebhinekaan. Artinya perbedaan yang ada seharusnya tidak menjadi pemecah, melainkan mempersatukan berbagai perbedaan. Baca juga Bhinneka Tunggal Ika Sejarah, Arti, Fungsi dan Prinsip Tuliskan makna Bhinneka Tunggal Ika dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI! Makna Bhinneka Tunggal Ika dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI adalah Indonesia merupakan negara yang majemuk, tetapi tetap satu sebagai bangsa Indonesia. Negara Indonesia dikatakan majemuk karena penduduknya berasal dari berbagai latar belakang. Walau begitu, kemajemukan ini tidak seharusnya menjadi jurang pemisah bagi masyarakat Indonesia. Sebaliknya, kondisi masyarakat yang majemuk ini menjadikan Indonesia kaya dan menyatu dalam keberagaman. Guna menyikapi kondisi yang majemuk ini, masyarakat Indonesia hendaknya saling menghormati, menghargai, dan selalu menjadikan semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan dalam kehidupan bermasyarakat. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. - Bhinneka Tunggal Ika menjadi semboyan negara Indonesia. Semboyan ini memiliki artian berbeda-beda tetapi tetap satu jua’, serta mengandung makna persatuan dan kesatuan. Semboyan ini pertama kali diusulkan oleh Mohammad Yamin dan hingga saat ini masih terus digunakan sebagai prinsip persatuan dan kesatuan Bangsa Bhinneka Tunggal Ika Menurut Citra Hepatica Muslimah dan Triwahyuningsih dalam jurnal Persepsi Bhinneka Tunggal Ika pada Mahasiswa PPKn Angkatan 2008/2009 Universitas Ahmad Dahlan 2013, istilah Bhinneka Tunggal Ika’ diambil dari kitab Kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular. “Bhinna ika tunggal ika, tan hana dharma mangrwa”, yang berarti berbeda-beda itu, satu itu, tak ada pengabdian yang mendua. Begitulah isi kutipan istilah Bhinneka Tunggal Ika dalam kitab Kakawin Sutasoma. Saat itu, konteks Bhinneka Tunggal Ika lebih ditekankan pada keberagaman agama dan aliran kepercayaan penduduk Majapahit. Namun, semenjak dijadikan semboyan negara Indonesia, arti atau maknanya makin diperluas. Baca juga Sejarah Bhinneka Tunggal IkaDilansir dari situs resmi Kesbangpol Provinsi Banten, makna Bhinneka Tunggal Ika saat ini ditekankan pada berbagai aspek, tidak hanya keberagaman agama, tetapi juga mencakup keanekaragaman suku, budaya dan bahasa. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika’ ini diusulkan pertama kali oleh Mohammad Yamin pada sidang BPUPKI pertama. Kemudian, Ir Soekarno juga mengusulkan semboyan ini saat merancang lambang negara Indonesia, yakni Burung Garuda Pancasila. Akhirnya Bhinneka Tunggal Ika resmi menjadi semboyan negara Indonesia yang dicantumkan bersamaan dengan Burung Garuda Pancasila. Arti Bhinneka Tunggal Ika Bhinneka Tunggal Ika berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Artinya walau masyarakat Indonesia berasal dari suku, agama dan ras yang berbeda, tetapi tetap satu dalam persatuan dan kesatuan sebagai Bangsa Indonesia. Dikutip dari jurnal Bhinneka Tunggal Ika Dalam Perspektif Filsafat Analitik karya Rizal Mustansyir, semboyan Bhinneka Tunggal Ika menjelaskan dengan tegas jika adanya keanekaragaman di berbagai aspek kehidupan yang menjadikan Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang satu dan utuh. Baca juga Fungsi Bhinneka Tunggal Ika ABSTRAK Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa Indonesia yang menjadi gambaran persatuan dan kesatuan Indonesia. Seiringnya perkembangan jaman makanya semakin banyak pula rintangan yang dilalui untuk mempertahankan semboyan Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Perpecahan bangsa Indonesia dimulai dari penyebaran berita yang tidak bener atau sering kita sebut "Hoax" melalui media sosial. Media sosial awalnya merupakan anugrah bagi masyarakat dimana kita dapat mengembangkan dan mencari pengetahuan hingga ke penjuru dunia tanpa kesusahan. Media sosial adalah wadah dimana kita dapat berdiskusi, menyampaikan pendapat atau pikiran, komunikasi, dan sumber pengetahuan yang paling cepat, Namun, media sosial sering disalahgunakan dalam pemakaiannya. Penyalahgunaan tersebut membuat suatu pemikiran yang menyudutkan kebenaran atau membuat orang lain percaya akan hal yang salah. PENDAHULUAN Bhinneka Tunggal Ika terkenal dengan artinya "Berbeda-beda tetap satu jua", begitu pula dengan Indonesia yang merupakan negara dengan beranekaragam perbedaan tetapi tetap kesatuan. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Pengaruh Media Sosial Terhadap Bhinneka Tunggal Ika Oleh Christina Indah Metanoia Sihombing Pendidikan Vokasional Konstruksi Bangunan / 1503618006 Dosen Prof. Nadiroh, Mata Kuliah Kewarganegaraan ABSTRAK Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa Indonesia yang menjadi gambaran persatuan dan kesatuan Indonesia. Seiringnya perkembangan jaman makanya semakin banyak pula rintangan yang dilalui untuk mempertahankan semboyan Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Perpecahan bangsa Indonesia dimulai dari penyebaran berita yang tidak bener atau sering kita sebut “Hoax” melalui media sosial. Media sosial awalnya merupakan anugrah bagi masyarakat dimana kita dapat mengembangkan dan mencari pengetahuan hingga ke penjuru dunia tanpa kesusahan. Media sosial adalah wadah dimana kita dapat berdiskusi, menyampaikan pendapat atau pikiran, komunikasi, dan sumber pengetahuan yang paling cepat, Namun, media sosial sering disalahgunakan dalam pemakaiannya. Penyalahgunaan tersebut membuat suatu pemikiran yang menyudutkan kebenaran atau membuat orang lain percaya akan hal yang salah. Keyword Bhinneka Tunggal Ika, Media Sosial PENDAHULUAN Bhinneka Tunggal Ika terkenal dengan artinya “Berbeda-beda tetap satu jua”, begitu pula dengan Indonesia yang merupakan negara dengan beranekaragam perbedaan tetapi tetap kesatuan. Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan yang terdapat di Kitab Sutosoma yang diresmikan pada 17 Oktober 1951 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 1951 dan dibuat menjadi undang-undang pada 28 oktober 1951. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah cara Indonesia dalam menyatukan wilayah dan sebagai tonggak tercapainya tujuan bangsa. Media sekarang ini menjadi suatu saluran yang penting bagi masyarakat luas, karena fungsi dan manfaatnya telah menyatu dalam kehidupan sehari-hari, yang dihasilkan oleh pesatnya perkembangan teknologi. Oleh karena itu, media sosial adalah suatu tempat dimana kita dapat berbaur dengan berbagai macam kebudayaan, informasi, adat istiadat, pengetahuan dan masih banyak lagi. Masalah besar yang sedang dialami oleh sebagian besar masyarakat dunia saat ini mungkin adalah tentang pemanasan global dan kerusakan lingkungan yang di sebabkan oleh keserakahan manusia dan kebiasaan manusia yang secara sadar ataupun tidak di sadari menjadi penyebab daripada pencemaran lingkuan. Dibutuhkan keterampilan dalam berikir kritis dan juga ekoliterasi agar dapat berkontribusi asecara nyata dalam mewujudkan kelestarian lingkungan Nadiroh, Hasanah, & Zulfa, 2019. Oleh sebab itu, media sosial di zaman sekarang sering disalahgunakan sebagai media untuk memecah belah arti Bhinneka Tunggal Ika. Penyalahgunaan media sosial yang mengancam bhinneka tunggal ika biasanya terjadi akibat adanya perbedaan, baik perbedaan pendapat, politik, keinginan, dan masih lagi. PEMBAHASAN Media sosial adalah sebuah alat komunikasi secara online yang dimana kita dapat menggunakannya secara mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan sebuah karya. Media sosial alat komunikasi yang paling digemari semua masyarakat karena kita dapat mencari pengetahuan hingga penjuru dunia tanpa susah lagi. Selain itu, media sosial berdampak positif antara lain memberikan infomasi yang cepat dan mudah didapatkan, penyampaian pesan-pesan moral melalui iklan atau media sosial lainnya, tempat bertukar pikiran atau pendapat, dan masih banyak lagi. Namun, media sosial sering kali disalahgunakan oleh masyarakat. Media sosial sering dijadikan sebagai media untuk memecah belah masyarakat dengan berita tidak benar atau sering dikenal dengan Hoax. Hoax adalah sebuah berita palsu atau informasi yang sengaja dipalsukan atau disesatkan yang bertujuan guna untuk mengadu domba atau hal-hal politik lainnya. Hoax juga dapat menjadi penyebab hancurnya Bhinneka Tunggal Ika. Penyebab terjadinya hoax adalah perbedaan baik segi agama, warna kulit, suku, dan lain-lain. Hoax juga dapat berdampak terhadap kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap pemerintah menjadi berkurang. Hoaks membawa masyarakat pada fenomena post-truth, yang mana saat ini individu cenderung langsung mempercayai segala informasi yang sejalan dengan daya tarik emosional mereka, ketimbang fakta yang ada Parani, Pramesuari, Maldiva, & Felicia, 2018. Oleh karena itu, media sosial merupakan wadah terbesar dalam penyampaian dan penyebaran hoax. Namun, media sosial juga memiliki dampak positif dalam menjaga Bhinneka Tunggal Ika. Salah satu contohnya yakni; Iklan yang berisi nasihat/pesan/amanah, penyebaran video tentang kebudayaan Indonesia, dan masih ada lagi. Penyalahgunaan media sosial yang dapat memecah belah bhinneka tunggal ika dapat kita atasi jika masyarakat Indonesia mengerti pemaham dari bhinneka tunggal ika itu sendiri dan cara mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari. Sebelum itu, kita mesti mengetahui tujuan dari Bhinneka Tungal Ika antara lain 1 Mempersatukan bangsa Indonesia. 2 Mempertahankan kesatuan bangsa Indonesia. 3 Mewujudkan masyarakat madani. 4 Menciptakan perdamaian bangsa Indonesia. 5 Mencapai cita-cita Indonesia, dan masih banyak lagi tujuan Bhinneka Tunggal Ika. Pelaksanaan atau penerapan terhadap Bhinneka Tunggal Ika dapat tercapai bila masyarakat Indonesia sudah melakukan beberapa hal yakni; 1 Perilaku Inklusif, perilaku dimana seseorang merasa sombong atau merasa dirinya lebih dari semua orang dan merasa dirinya masuk ke pupilasi yang luas. 2 Mengakomodasikan sifat pluralisme, kebersediaan untuk menerima keanekaragaman secara toleransi tanpa membeda-bedakan. 3 Tidak mencari kemenangannya sendiri atau egoisme. 4 Musyawarah untuk mufakat, masyarakat bersama-sama mencari satu inti kesamaan atau solusi dari segala macam perbedaan. 5 Dilandasi rasa kasih sayang, toleransi, dan rela berkorban, sebuah kebutuhan wajib masyarakat Indonesia agar dapat menerima perbedaan yang ada. KESIMPULAN Bhinneka tunggal ika adalah semboyan bangsa Indonesia yang memiliki arti “berbeda-beda tetap satu jua”. Dimana semboyan ini mewakili bangsa Indonesia yang memiliki begitu banyak keragaman dari segi agama, ras, suku, kebudayaan, dan adat istiadat. Bhinneka tunggal ika dengan seiringnya perkembangan jaman akan menghadapai berbagai rintangan yang memecah belah bangsa Indonesia. Salah satu contoh pemecah belah bhinneka tunggal ika adalah penyebaran atau penyalahgunaan media sosial. Penyalahgunaan media sosial yang biasanya terjadi adalah penyebaran berita-berita yang tidak benar tetapi disengajakan untuk menjadi kebenaran akibat berbagai perbedaan dan unsur politik. Oleh karena itu, kita mesti mengaplikasikan arti semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari kita sehingga tidak terjadi perpecahan bangsa Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Nadiroh, N., Hasanah, U., & Zulfa, V. 2019. Behavioral Geography an Ecoliteracy Perspective and Critical Thinking Skills in Men and Women. Indonesian Journal of Geography, 512, 114. Parani, R., Pramesuari, A., Maldiva, D. M., & Felicia, E. 2018. Mempertanyakan Kembali Bhinneka Tunggal Ika Di Era Post Truth Melalui Media Sosial. LONTAR Jurnal Ilmu Komunikasi, 62, 152. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this study aims at explaining the behavior of students of the biology-Jakarta State University study program on environmental preservation in the perspective of ecoliteracy and critical thinking skills. Ecoliteracy is an understanding and behavior or the action of a person towards the environment. The results of the study show that there is no effect of the interaction between ecoliteracy and thinking Skills. In addition, there is also no interaction between ecoliteracy and gender. This study supports previous relevant research and provides new empirical information that ecoliteracy and critical thinking skills are the causes of someone contributing to preserving the environment. However, the influence of ecoliteracy interactions and critical thinking skills is not significant. In addition, the interaction in the ecoliteracy and gender perspective needs to be ignored because both of them make the same contribution. Therefore, the application of ecoliteracy must begin early. The application of ecoliteracy can also be integrated into the media that are currently developing rapidly. So that at the university level, the concept of ecoliteracy has emerged in a more creative and innovative form by initiating new innovations in the more advanced phenomenon of post-truth appears, in which a view believed to be true is inverted and made contradictory as a new form of truth. This phenomenon appears to occur in several countries such as the United States, North Korea, the Philippines and also Indonesia. This can be seen from various actions carried out by radical organizations that question the values of Bhinneka Tunggal Ika with the desire to change these values by referring to religious values. This activity is increasingly growing in terms of followers, and further builds up on the blasphemy case accusations towards former Jakarta Governor, Basuki Tjahaja research focuses on how the social media has an influence in expanding the spread of hoaxes and hate speech as an effort to destabilize the values of Bhinneka Tunggal Ika. Information and data were obtained from interviews with mass organizations often labeled radical, non-governmental organizations and social results of this study confirm the need for capacity building both in the form of media literacy and also the socialization of Bhinneka Tunggal Ika values through social institutions and the Government. This is intended to create strong social capital, especially in fostering a sense of trust in the context of a pluralist society in Post truth, Bhinneka Tunggal Ika, Social Media, Social Capital, Trust.

lukisan tema bhineka tunggal ika